Pedang milik Sultan Fateh Ali Tipu (November 1750 - 4 Mei 1799
Srirangapattana), seorang penguasa dari Kesultanan Mysore di India.
Sultan Fateh dijuluki "Harimau dari Mysore" karena kepemimpinannya yang
tegas, pemberani dan dicintai rakyatnya. Pedang tersebut diberikan oleh
ayahnya disaat wafat ditahun 1782, sebagai lambang pewaris sekaligus
penerus tahta Kesultanan Mysore.
Pedang ini berjenis Samshir (single edge dengan bentuk lekukan hampir
seperti bulan sabit), konon bahannya dari baja Damaskus. Gagang dan
sarungnya terbuat dari ukiran perak dan emas. Info mengenai keberadaan
pedang itu kini belum begitu jelas.
9. The Wallace Sword
Pedang ini dimiliki oleh Sir William Wallace (1270 - 1305), seorang
patriot dan ksatria Scotlandia yang melakukan perlawanan terhadap
penjajahan Inggris. Disebutkan bahwa pedang ini digunakan dalam
pertempuran yang dikenal dengan "The Battle of Stirling Bridge" pada
1297, dan "The Battle of Falkirk pada 1298.
Panjang bilah pedangnya 132 cm dari panjang keseluruhannya yang mencapai
168 cm. Lebar bilah pedangnya 2.25 inchi pada bagian pangkal, dan 0.75
inchi pada ujung bilah. Berat pedang ini 2.7 kg, termasuk dalam kelas
Great Sword.
8. Keris Empu Gandring
Keris merupakan senjata khas Indonesia, dan mendapat predikat sebagai warisan dunia oleh Unesco di tahun 2006. Walaupun keris bukan masuk kategori pedang, namun karena legendarisnya senjata ini menjadikannya pantas saya jajarkan dengan senjata lainnya. Mengulas Keris Empu Gandring tidak akan cukup satu halaman ini untuk dibahas, tapi saya coba singkat saja perjalanannya.
Keris ini dibuat oleh Empu Gandring (seorang empu kelas tinggi) atas
pesanan Ken Arok, dan harus selesai dalam satu malam. Pekerjaan yang
hampir tidak mungkin dilakukan oleh seorang Empu (sebutan untuk seorang
pandai besi sekaligus pertapa sakti), namun Empu Gandring
menyanggupinya. Singkat cerita kerispun sudah jadi, namun sarungnya
belum selesai dibuat dan Ken Arok datang untuk mengambilnya. Alasan
inilah Ken Arok membunuh Empu Gandring dengan keris tersebut, sekaligus
untuk menguji kekuatan magis keris pesanannya itu. Saat dalam sekarat
Empu Gandring mengutuk Ken Arok bahwa keris tersebut akan membunuh tujuh
orang termasuk Ken Arok sendiri.
Ken Arok jatuh hati pada Ken Dedes, isteri Raja Tumapel yaitu Tunggul
Ametung. Ken Arok adalah orang kepercayaan Tunggul Ametung, Tunggul
Ametung dibunuhnya dengan keris tersebut. Untuk menghilangkan jejak, Ken
Arok memfitnah Kbo Ijo bahwa Kbo Ijo yang membunuh Tunggul Ametung. Kbo
Ijo akhirnya dieksekusi oleh Ken Arok sendiri menggunakan senjata yang
sama. Ken Arok naik tahta dan menjadi penguasa Kerajaan Tumapel, dan
akhirnya mempersunting Ken Dedes. Namun ambisinya belum cukup sampai
disana dan ia ingin memperluas kekuasaanya. Kerajaan Kediri yang
sebelumnya adalah pemerintah pusat dari kerajaan Tumapel dapat ia
taklukkan, Ken Arok kemudian mendirikan kerajaan Singhasari.
Bertahun-tahun kemudian Anuspati (putra Tunggul Ametung + Ken Dedes)
mengetahui pembunuh ayahnya yang sebenarnya, dia pun mengutus Ki
Pangelasan untuk membunuh Ken Arok sebagai balas dendam atas kematian
ayahnya menggunakan keris yang sama. Anuspati membunuh Ki Pangelasan
untuk menghilangkan jejak, dan tidak lama dia naik tahta.
Tohjaya (putra Ken Arok + Ken Umang) membunuh Anuspati dengan keris yang
sama lagi, kemudian Tohjaya menjadi raja. Tidak lama kemudian terjadi
kisruh didalam keluarga istana yang menyebabkan terjadinya perpecahan
dan perang saudara antara Tohjaya dengan Mahisa Campaka (putra Ken Arok +
Ken Dedes) dan Dyah Lembu Tal (putra Mahisa Campaka). Tohjaya akhirnya
terbunuh pada peperangan tersebut, inilah awal keruntuhan kerajaan
Singhasari dan beralih menjadi kerajan Majapahit. Keberadaan keris Empu
Gandring pun ikut hilang dan tidak diketahui hingga saat ini.
7. Goujian Sword
Pedang ini ditemukan pada Desember 1965 di makam no-1 Chu, dalam
ekspedisi penggalian arkeologi di Gunung Jianglingwang Provinsi Hubei,
China. Pedang perunggu tersebut terselip rapi berikut sarungnya di dalam
peti mati bersama si jenazah. Panjang pedangnya 55,7 cm, dengan lebar
4,6 cm, dan panjang gagang 8,4 cm. Pada Sword grid terdapat
butiran-butiran kristal biru terbingkai batu turkis, dan grafir delapan
aksara bergaya Niaozhuan. Para pakar hanya bisa mengungkap enam dari
delapan aksara tersebut, yakni "Yue Wang Zhi Zou Yong Jian (pedang
bikinan sendiri milik raja Yue)". Belakangan baru terungkap bahwa sang
penguasa Yue (Goujian) tersebut adalah salah satu tokoh paling
legendaris pada zaman China kuno.
Pedang Raja Yue Goujian saat ditemukan telah melewati waktu selama 2.000
tahun lebih, tapi tidak menunjukkan tanda-tanda berkarat. Para pakar
beranggapan bahwa ada tiga sebab pedang tersebut tidak mengalami proses
korosi yaitu
Pertama, pedang Goujian memiliki kandungan tembaga 80-83%, timah 16-17%, selain itu terdapat sedikit kadar timbal dan besi.
Kedua, kondisi luar situs pedang Goujian yang terbenam di bawah tanah
sedalam beberapa meter, satu liang diisi dua peti mati. Dinding di
sekeliling makam menggunakan semacam lumpur putih dengan kualitas halus
dan padat, yang dinamakan dalam dunia arkeologi sebagai plaster lumpur
pasta putih karena memiliki daya rekatnya sangat baik.
Ketiga, bagian atas liang makam diisi dengan tanah yang padat, dan faktor-faktor tersebut menjadikan ruang makam kedap udara.
Misteri bagaimana pedang Goujian si penguasa Yue bisa berada dalam makam
Chu belum bisa terungkap hingga saat ini. Perkiraan Wan Qianwen,
seorang wakil kepala museum Provinsi Hubei menyatakan "Negara Chu dengan
Wu maupun Yue pernah saling berperang beberapa kali, jadi ada
kemungkinan Raja Chu menghadiahkan pedang tersebut kepada salah seorang
pejabat kepercayaanya".
Sementara dugaan lain yang berdasarkan rol bambu yang tergali dari makam
tersebut menunjukkan, si jenazah ada kemungkinan bangsawan besar di
zaman Raja Chu Huaiwang yang bernama Shao Hua. Karena negara Chu pada
masa pemerintahan Raja Chu Zhaowang dan negara Yue pada masa
pemerintahan raja Yun Chang pernah menjadi sekutu dekat, Raja Chu
mempersunting putri Raja Yue dan melahirkan Chu Huaiwang.
6. Excalibur
Siapa tidak kenal dengan nama pedang ini, namanya sangat tersohor
keberbagai belahan dunia. Kisah pedang ini tidak lepas dari perjalanan
hidup Merlin dan Raja Arthur, kisahnya pun banyak diangkat kedalam
berbagai film layar lebar atau serial TV.
Pedang legendaris ini milik Raja Arthur, seorang raja sekaligus anggota
"Round Table" di Inggris masa lampau. Karena menurut legenda, belum
dapat dipastikan seperti apa bentuk dan jenis pedang ini. Tapi secara
umum diyakini bahwa Excalibur merupakan pedang berjenis Claymore. Konon
pedang ini memiliki kekuatan ajaib yang tidak tertandingi oleh pedang
mana pun saat itu, sehingga membawa Arthur menjadi raja.
Nama Excalibur berasal dari bahasa Perancis kuno yaitu Excalibor yang
diambil dari bahasa latin yaitu Caliburnus, sedangkan dalam bahasa Wales
pedang ini bernama Caledwich. Dalam legenda Arthur ada dua versi
mengenai asal-usul pedang ini, yaitu :
Yang pertama bahwa dalam puisi Robert de Boron Merlin yang berjudul
Sword in the Stone, mengisahkan Excalibur hanya dapat ditarik dari batu
oleh orang yang berhak menjadi raja yaitu Arthur.
Dalam versi kedua muncul dalam Suite du Merlin, bahwa Arthur menerima
Excalibur dari Lady of the Lake setelah pedang pertamanya rusak dalam
pertempuran melawan raja Pellinore.
Namun sampai saat ini belum dapat dipastikan bahwa legenda atau
bukti-bukti kuat tentang keberadaan pedang Excalibur dan Arthur pernah
ada.
5. Pedang Muramasha
Muramasha Sengo adalah seorang pembuat pedang yang terkenal dan
legendaris, Ia hidup selama periode Muromachi (akhir abad ke-15).
Muramasha kemudian mendirikan sekolah seni pembuatan pedang.
Dua orang peneliti sejarah Samurai yaitu Oscar Ratti dan Adele Westbrook
mengatakan, bahwa "Muramasha adalah swordsmith yang pandai tetapi kejam
dan sakit-pikiran, itu tercermin pada bilah pedang buatannya. Pedang
ini diyakini haus darah dan mendorong penggunanya untuk melakukan
pembunuhan atau bunuh diri".
Ketika Ieyasu Tokugawa menjadi Shogun, pedang buatan Muramasha tidak
lagi populer karena diyakini banyak digunakan untuk membunuh orang-orang
dekat Ieyasu Tokugawa.
4. Pedang Honjo Masamune
Honjo Masamune adalah pedang simbol Shogunat Tokugawa yang dibuat oleh
Masamune, seorang pembuat pedang terkenal di Jepang pada pertengahan
abad ke-14. Pedang Masamune sering dibanding-bandingkan dengan pedang
Muramasha, yang merupakan mantan muridnya. Pedang Masamune merupakan
pedang yang melambangkan kedamaian, sedangkan pedang Muramasha
melambangkan haus darah.
3. Pedang Kusanagi
Nama lengkap pedang ini yaitu Kusanagi no Tsurugi (Grass Cutting Sword),
tidak diketahui bentuk pasti dan jenis pedangnya, namun diperkirakan
dari jenis Katana. Namanya begitu sangat populer dan legendaris
dikalangan para Samurai dan masyarakat Jepang hingga saat ini. Legenda
pedang Kusanagi banyak diangkat kedalam cerita komik, seperti Samurai
Deeper Kyo dan Naruto. Bagi penggemar Naruto pasti tahu dengan pedang
ini, karena pedang ini senjata andalan Orochimaru dan Uciha Sasuke.
Menurut legenda kuno Jepang, pedang ini didapat oleh seorang dewa
bernama Susanoo ketika sedang memotong ekor keempat dari monster Yamato
no Orochi (naga berekor delapan). Kemudian pedang ini dipersembahkan
kepada dewi Amaterasu, dan disimpan di Atsuta Shrine.
Sampai saat ini belum ada seorang pun orang dari luar kuil yang pernah
melihat pedang Kusanagi, kecuali para kaisar atau kerabat dekatnya dan
orang-orang tertentu di kuil tersebut. Diperkirakan pedang ini hanya
digunakan untuk acara pengangkatan atau penobatan kaisar.
2. Pedang Damaskus
Salah satu dari beberapa sisa pedang Damaskus yang masih ada di dunia
yaitu pedang milik Syeikh Salahuddin Al Ayyubi, seorang ulama sekaligus
jendral pejuang muslim Kurdi dari Tikrit, Irak. Pedang peninggalan
beliau sekarang menjadi koleksi pribadi keluarga Shahhi di Uni Emirat
Arab, dengan taksiran harga US$ 555.000.
Penjelasan mengenai pedang ini pernah saya ulas (baca "Pedang Damaskus, Pedang Terkuat di Dunia").
1. Pedang Zulfikar
Pedang legendaris milik Rasulullah SAW yang diwariskan kepada Ali bin
Abu Thalib .ru, sepupu sekaligus menantu beliau saat perang Uhud (tahun
625 M). Dengan pedang tersebut Sayyidina Ali .ru menaklukkan musuh
terberatnya, yaitu Amr bin Abu Dawud. Pedang Zulfikar mampu menembus
sekaligus menghancurkan baju zirah, helm dan perisai besi. Kemudian
pedang tersebut diwariskan ke putra beliau yaitu Sayyidina Husayn .ru.
Setelah Sayyidina Husayn .ru wafat, keberadaan pedang tersebut tidak
diketahui jejaknya kemana dan hilang begitu saja. Namun ada yang
menyatakan pedang tersebut dibuang ke laut, namun ada juga yang menduga
pedang tersebut diwariskan secara turun-temurun hingga kini.
Mengenai asal-usul dari mana, siapa pembuatnya, serta bahan pembuatan
Pedang Zulfikar milik Rasulullah SAW tersebut tidak diketahui. Bentuk
asli pedang Zulfikar juga sangat minim info, apakah single edge ataukah
double edge. Namun dari riwayat yang shahih bahwa pedang tersebut
memiliki ciri khas, yaitu pada ujung bilahnya bercabang seperti lidah
ular. Kemungkinan pedang ini berbahan baja Damaskus, namun konon
kekuatan pedang ini melampaui kekuatan pedang Damaskus lainnya.
Sebuah museum di Turki yang menyimpan berbagai barang-barang peninggalan
Islam dimasa lampau hingga peniggalan benda-benda milik Rasulullah SAW,
mengklaim memiliki pedang yang telah lama hilang tersebut. Sebuah
museum di Malaysia juga ikut mengklaim, bahwa mereka menyimpan pedang
legendaris tersebut. Namun belum ada bukti kuat bahwa pedang tersebut
benar-benar Zulfikar yang asli. Wallahu a'lam...










Tidak ada komentar:
Posting Komentar